Gerakan Nol Sampah Anorganik Sudah Mulai Kelihatan Hasilnya
![Gerakan Nol Sampah Anorganik Sudah Mulai Kelihatan Hasilnya - JPNN.com Jogja](https://cloud.jpnn.com/photo/jogja/arsip/normal/2022/12/19/pengelolaan-sampah-di-yogyakarta-foto-antara-p7te9-rblq.jpg)
jogja.jpnn.com, YOGYAKARTA - Per 1 Januari 2023 Pemerintah Kota Yogyakarta menerapkan gerakan nol sampah anorganik untuk mengurangi volume sampah yang dibuang ke TPA Piyungan.
Sejak saat itu, warga Yogyakarta hanya boleh membuang sampah organik dan residu ke tempat pembuangan sementara. Sedangkan sampah anorganik harus diolah secara mandiri atau melalui bank sampah.
Lebih dari sepekan gerakan itu diterapkan, volume sampah dari Kota Yogyakarta yang dibuang ke TPA Piyungan berkurang sekitar 15 ton per hari.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta Sugeng Darmanto mengatakan berkurangnya volume sampah merupakan awal yang baik untuk mencapai tujuan yang lebih besar dari gerakan nol sampah anorganik.
Hanya saja, pengurangan volume sampah tersebut masih merupakan hitungan secara keseluruhan, belum dibedakan berdasar jenis sampah organik, anorganik, dan sampah residu.
Sebelum gerakan nol sampah anorganik diberlakukan, rata-rata volume sampah dari Kota Yogyakarta yang dibuang ke TPA Piyungan mencapai 260 ton dengan sekitar 40 persen di antaranya sampah anorganik.
"Jika ditanya apakah masih ada yang tercampur antara organik atau anorganik, tentu masih ada karena masyarakat masih diperbolehkan membuang sampah yang sifatnya residu atau sampah anorganik yang tidak memiliki nilai jual," katanya.
Beberapa jenis sampah residu yang masih diizinkan dibuang ke depo atau tempat pembuangan sampah di antaranya popok dan pembalut hingga tisu.
Lebih dari sepekan warga Kota Yogyakarta tidak membuang sampah anorganik. Sudah mulai tampak hasilnya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jogja di Google News