Pakar UGM Tawarkan Konsep Pembayaran Sampah yang Adil

Oleh karena itu, menurut Purnomo, apabila gerakan nol sampah anorganik dipadu dengan sistem berbayar berdasarkan timbangan volume atau bobot sampah yang dibuang maka masyarakat akan memiliki kesadaran memilah sekaligus mengendalikan diri membuang sampah.
"Dengan sistem berbayar tadi orang akan pikir-pikir, mana produk yang saat dibeli sampahnya sedikit, akhirnya produsen juga akan membuat produk yang antisampah," kata dia.
Sembari menerapkan program itu, Pramono berharap masyarakat mendapatkan pelatihan mengolah sampah secara mandiri di rumah baik sampah anorganik maupun organik.
Dengan demikian, sampah yang dibuang ke tempat sampah nantinya tinggal sampah residu.
"Anorganik seperti plastik bisa diolah, kertas masih bisa diolah, terus barang-barang elektronika masih bisa diolah. Organik juga bisa dikelola sendiri, seperti sisa makanan bisa untuk pasokan pakan maggot, dan lainnya," kata dia.
Pelaksanaan Gerakan Nol Sampah Anorganik di Kota Yogyakarta didasarkan pada Surat Edaran Wali Kota Yogyakarta Nomor 660/6123/SE/2022. Per April 2023, masyarakat yang melanggar gerakan nol sampah anorganik akan dikenakan sanksi. (antara/jpnn)
Guna melengkapi gerakan nol sampah anorganik, pakar UGM ini menawarkan konsep sampah berbayar yang adil.
Redaktur & Reporter : Januardi Husin
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jogja di Google News