Volume Sampah di Yogyakarta Berkurang 20 Ton Per Hari, Tetapi Belum Mencapai Target
“Kami akan mengevaluasi secara keseluruhan pelaksanaan gerakan ini dalam waktu tiga bulan atau hingga akhir Maret,” katanya.
Aman berharap gerakan tersebut akan mampu mengubah perilaku warga Kota Yogyakarta dalam mengelola sampah yang dihasilkan.
“Harapannya, dalam waktu tiga bulan, seluruh masyarakat memiliki kesadaran untuk mengelola sampah mereka tidak hanya asal membuang sampah,” katanya.
Setelah tiga bulan, gerakan nol sampah anorganik di Yogyakarta akan diikuti dengan penindakan terhadap warga yang belum mengelola sampah dengan memilahnya.
Fasilitator Kelurahan Tegalpanggung Yogyakarta untuk pengelolaan sampah Eka Sulistyawati mengatakan di kelurahan tersebut terdapat 16 bank sampah atau di seluruh RW sudah memiliki bank sampah.
“Sempat ada yang mati suri tetapi kini sudah aktif kembali. Sebanyak tiga di antaranya adalah bank sampah baru,” katanya.
Ia mengatakan bank sampah di kelurahan tersebut juga mengelola sampah anorganik yang banyak dianggap remeh seperti plastik kresek hingga kemasan sachet.
“Keduanya juga bisa mendatangkan uang,” katanya.
Sejak diberlakukan gerakan nol sampah anorganik, sampah yang dihasilkan Pemkot Yogyakarta berkurang hingga 20 ton per hari.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jogja di Google News