Jaringan Masyarakat Sipil: Ada Kontradiksi dalam Pernyataan Polisi Soal Penutupan Patung Bunda Maria

jogja.jpnn.com, YOGYAKARTA - Tepat sehari sebelum ibadah puasa Ramadan 1444 Hijriah dimulai, pada Rabu (22/3) terjadi peristiwa yang menjadi perbincangan banyak pihak di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Sebuah patung Bunda Maria di rumah doa Sasana Adhi Rasa Santo Yakobus, Padukuhan Degolan, Bumirejo, Lendah, Kulon Progo ditutupi menggunakan terpal.

Patung setinggi enam meter itu dibungkus terpal berwarna biru oleh beberapa orang. Video penutupan patung Bunda Maria itu tersebar luas di jagat maya dan bikin heboh.

Seiring dengan viralnya video tersebut, sebuah laporan polisi tentang kejadian itu pun menyebar luas. Laporan kegiatan dari Polsek Lendah ke Polres Kulon Progo beredar di media sosial.

Dalam laporan itu disebutkan bahwa penutupan dilakukan karena ada organisasi masyarakat atau ormas yang protes dengan keberadaan patung Bunda Maria tersebut.

Disebutkan bahwa beberapa waktu lalu ada ormas Islam yang datang dan menyampaikan aspirasi atas ketidaknyamanan mereka dengan keberadaan patung Bunda Maria karena posisinya tepat berada di depan Masjid Al-Barokah.

Penutupan patung Bunda Maria itu dihadiri oleh pihak kepolisian, perwakilan pemilik rumah doa, pengelola rumah doa dan tokoh masyarakat sekitar.

Pada Kamis malam (23/3), Kapolres Kulon Progo AKBP Muharomah Fajarini menggelar konferensi pers dan membantah penutupan patung Bunda Maria itu karena ada tekanan dari ormas Islam.

Fajarini mengatakan ada kesalahan dalam laporan yang ditulis oleh anggotanya. Dia pun meminta maaf kepada masyarakat.