Mahasiswa Tak Lagi Wajib Bikin Skripsi, Begini Respons UGM
"Bahwa dalam suatu pendidikan tinggi harus ada karya akhir, karya akhir itu bisa dalam bentuk apa saja, salah satunya adalah skripsi. Bisa juga dalam bentuk report atau project," kata dia.
Ova mencontohkan mahasiswa yang berkuliah di jurusan seni. Tugas akhir yang lebih relevan adalah karya seni, alih-alih berjibaku membuat skripsi yang menghimpun literatur.
"Jika dia belajar seni, masak skripsi? Kan bisa saja membuat sebuah gubahan atau mungkin suatu patung sebagai karya. Artinya, karya akhir dari suatu jenjang pendidikan," tutur Ova.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian Masyarakat, dan Alumni UGM Arie Sujito menilai ide Mendikbudristek Nadiem Makarim bukan hal, baru mengingat beberapa program studi di UGM sudah menerapkan dengan istilah "skripsi karya" atau tugas akhir bukan dalam bentuk tertulis.
"Iya (prodi) di Fisipol UGM, sudah memberi beberapa alternatif namanya skripsi karya. Dia bisa membuat semacam film," ujar Arie. (antara/jpnn)
Rektor UGM Prof Ova Emilia merespons kebijakan baru Kemendikbud soal tugas akhir mahasiswa yang tidak lagi wajib dalam bentuk skripsi.
Redaktur & Reporter : Januardi Husin
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jogja di Google News