Wacana Menggandeng Tiongkok untuk Pertanian Dikritik, Begini Penjelasan Pakar UGM
jogja.jpnn.com, YOGYAKARTA - Pemerintah Indonesia berencana menggandeng Tingkok dalam proyek tanam padi di Provinsi Kalimantan Tengah.
Rencana pemerintah tersebut sempat menuai pro dan kontra dari berbagai kalangan.
Menurut pakar pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) Bayu Dwi Apri Nugroho, secara teori wacana tersebut sangat baik sebab Tiongkok memiliki teknologi mumpuni dalam meningkatkan produktivitas pertanian.
Kendati demikian, menurut Bayu, wacana tersebut juga akan menemui kompleksitas besar dalam pertanian di Indonesia.
“Sukses di sana belum tentu akan mendapatkan hasil yang sama di Indonesia, dalam hal ini di Kalimantan Tengah," kata Bayu, Senin (6/5).
Ia menjelaskan beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan komoditas pertanian menyangkut kondisi lingkungan, seperti iklim, tanah, hama, penyakit dan aspek sosial masyarakat.
Kemudian, tantangan lainnya adalah cara budidaya yang berbeda.
"Sebagai contoh, untuk daerah dengan kondisi tanah yang memiliki pH tinggi atau basa sehingga untuk menjadikan lahan tersebut bisa ditanami dengan kondisi ideal harus dilakukan treatment untuk menurunkan pH tersebut menjadi lahan ideal atau standar,” ujarnya.
Pemerintah Indonesia berencana menggandeng Tiongkok dalam upaya meningkatkan produktivitas hasil pertanian.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jogja di Google News