Aliansi Mahasiswa UGM Mengutuk Intimidasi dari Pihak Kampus
jogja.jpnn.com, YOGYAKARTA - Aliansi Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) mengaku kecewa dengan tindakan rektorat yang memaksa mereka membubarkan diri dari kegiatan berkembang di kompleks Balairung.
Pada 31 Mei 2024 mereka diminta angkat kaki dari halaman Balairung UGM karena keesokan harinya akan digunakan sebagai tempat upacara peringatan Hari Lahir Pancasila.
"Namun, kami tetap bertahan. Kami hanya ingin iuran di luar UKT, baik itu IPI, SSPU, dan nama lainnya dihapuskan dari kampus tercinta ini," kata Imam Maulana dari Aliansi Mahasiswa UGM.
Rektor UGM Ova Emilia akhirnya berkenan berdialog dengan mahasiswa di lokasi tersebut.
Kendati demikian, mereka merasa kecewa karena jawaban rektor tidak menjawab seluruh keresahan dan tuntutan.
Menurut Imam, suasana makin panas setelah petugas keamanan beradu argumen memaksa tenda segera disingkirkan.
"Suasana makin panas, beberapa mahasiswa UGM yang menduduki area di sekitar tiang bendera diangkat secara paksa. Mereka dicekek, diteriaki, ditepuk pundaknya hingga dipindah dengan paksa," katanya.
Mahasiswa memutuskan meninggalkan halaman Balairung UGM pada pukul 04.00 WIB.
Aliansi Mahasiswa UGM mengutuk intimidasi yang dilakukan pihak kampus yang memaksa bubar dari kegiatan berkemah.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jogja di Google News