20 Kasus Leptospirosis di Sleman, 3 Meninggal Dunia

jogja.jpnn.com, YOGYAKARTA - Kasus penyakit leptospirosis di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sedang meningkat beberapa waktu terakhir.
Sejak Januari hingga Mei 2024, sudah ada 20 kasus leptospirosis dengan jumlah korban jiwa tiga orang.
Kaasus leptospirosis terbanyak ditemukan di Kecamatan Moyudan, Seyegan, Cangkringan dan Kapanewon Prambanan. Masing-masing kecamatan tersebtu terdapat tiga kasus leptospirosis.
Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinkes Kabupaten Sleman Khamidah Yuliati mengatakan korban jiwa akibat leptospirosis terjadi Kecamatan Gamping, Berbah dan Prambanan.
"Kami berharap masyarakat dapat menjaga keseharan dan kebersihan lingkungan," kata Khamidah, Rabu (12/6).
Leptospirosis adalah penyakit infeksi yang menyerang manusia dan hewan. Penyakit ini disebabkan bakteri leptospira yang terkandung dalam urin hewan, utamanya tikus.
Bakteri leptospira masuk ke dalam tubuh melalui kulit (yang terdapat luka) atau selaput lendir, kemudian bakteri tersebut memasuki aliran darah dan berkembang, lalu menyebar secara luas ke jaringan tubuh.
"Pada jenis yang ringan, leptospirosis dapat muncul seperti influenza dengan sakit kepala dan myalgia atau nyeri otot," katanya.
Di Kabupaten Sleman sedang marak ditemukan kasus leptospirosis yang dibawa oleh tikus. Sudah ada tiga orang yang meninggal dunia.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jogja di Google News