Lihat, Begini Penampakan Pesawat Nirawak UGM, Bisa Terbang 6 Jam
Dia mengatakan pesawat nirawak itu bahkan bisa dimanfaatkan untuk kepentingan militer, misalnya berpatroli di laut, pemantauan perkebunan, pemantauan pertambangan, dan lain-lain.
Gesang mengeklaim pesawat buatannya sudah melalui tes kehandalan dari Kementerian Pertahanan RI.
Penelitian dan pengembangan pesawat nirawak UGM ini membutuhkan waktu tiga tahun. Sejak 2021, pesawat Palapa S-1 ini terus dikembangkan agar lebih ringan dan kuat sehingga bisa terbang lebih tinggi.
“Ini sudah tahun ketiga dan rangkaian pengujian-pengujian sudah kami laksanakan. Pesawat ini pada awalnya akan dimanfaatkan untuk deteksi dini kebakaran hutan. Jadi, informasi titik panas yang diperoleh maka pesawat akan melakukan pemadaman setelah mendapat data yang valid," kata dia.
Meski Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) masih 30-40 persen, Gesang menuturkan akan terus ditingkatkan dan sangat siap diproduksi karena pesawat dibuat dengan cara dicetak.
Sedangkan kapasitas pembuatan selama tiga bulan mampu menghasilkan tujuh unit pesawat. Semua telah melalui serangkaian pengujian panjang, ada uji aerodinamik, uji stabilitas, uji telematri, uji endurance dan uji misi di lingkungan yang sebenarnya.
“Pada prinsipnya bisa untuk apa saja," ucap dia. (mar3/jpnn)
UGM meluncurkan pesawat nirawak yang bisa terbang enam jam notstop dengan jarak 500 kilometer.
Redaktur & Reporter : Januardi Husin
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jogja di Google News