Lembaga Disabilitas Yogyakarta Meluncurkan Hasil Riset Tentang E-Commerce yang Belum Inklusif
jogja.jpnn.com, YOGYAKARTA - Lembaga advokasi disabilitas di Yogyakarta, Sasana Inklusi dan Gerakan Advokasi Difabel (Sigab), meluncurkan riset tentang E-Commerce atau platform belanja online yang belum ramah terhadap disabilitas.
Hasil survei terhadap 160 responden yang tersebar di empat provinsi (DKI Jakarta, Sulawesi Selatan, Bali, dan Yogyakarta) menunjukkan bahwa kelompok disabilitas memiliki kendala saat mengakses E-Commerce.
Ketua Dewan Pengurus dan Peneliti Sigab Muhammad Joni Yulianto mengatakan, hambatan tersebut antara lain berupa platform E-Commerce yang belum aksesibel untuk ragam disabilitas.
Sebagian besar yang mengalami kendala adalah disabilitas sensorik penglihatan atau disabilitas netra.
“Tombol navigasi yang ada di laman website dan aplikasi tidak diberikan keterangan yang bisa dibaca alat bantu pembaca layer,” kata Joni dalam keterangannya yang diterima JPNN.COM.
Joni mengatakan, penyandang disabilitas kerap mendapatkan informasi yang keliru tentang produk yang ingin mereka beli, karena terbatasnya fungsi-fungsi aplikasi dalam platfor E-Commerce.
Selain itu, durasi pembayaran juga dinilai masih terlalu singkat untuk penyandang disabilitas daksa.
Dari sisi mekanisme komplain, disabilitas masih kesulitan mengakses layanan yang disediakan.
Lembaga advokasi disabilitas Yogyakarta, Sigab, meluncurkan hasil riset tentang platform E-Commerce yang belum inklusif terhadap disabilitas.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jogja di Google News