Partisipasi Pemilih Disabilitas di Kulon Progo Masih Rendah, Harus Ditingkatkan

Menurut Hidayatut, perlu ada perhatian lebih pada pemilih disabilitas karena mereka membutuhkan proses pemilu yang inklusif.
Baca Juga:
Penekanan agar tempat pemungutan suara (TPS) yang accessible harus disampaikan kepada KPPS, terutama untuk daerah-daerah yang topografinya sulit.
Selain itu, disediakannya alat bantu berupa template untuk penyandang tunanetra.
Selain itu, di setiap TPS disediakan tulisan agar penyandang tunarungu bisa mengetahui meja-meja KPPS, tempat pencoblosan, nomor TPS, dan sebagainya.
"Ke depan, kami akan memberikan sosialisasi kepada KPPS soal penyelenggaraan pemilu inklusi. Kami juga melakukan pengorganisasian kelompok disabilitas dan memberikan pendidikan kepemiluan untuk mereka," katanya.
Ketua Bawaslu Kabupaten Kulon Progo Ria Harlinawati mengatakan bahwa penyandang disabilitas memiliki hak politik, baik dipilih maupun memilih, sesuai dengan amanah Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum.
"Namun, berdasarkan data Pemilu 2019, partisipasi pemilih disabilitas di Kulon Progo dalam menggunakan hak pilihnya masih cukup rendah hanya 42 persen," kata Ria Harlinawati. (antara/jpnn)
KPU Kulon Progo ingin meningkatkan partisipasi pemilu disabilitas pada Pemilu 2024. Tingkat partisiasi di daerah itu masih kecil.
Redaktur & Reporter : Januardi Husin
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jogja di Google News