Politik Identitas Sangat Berbahaya, tetapi Ada yang Bisa Mencegahnya
jogja.jpnn.com, YOGYAKARTA - Pemerintah Kota Yogyakarta berharap para tokoh agama dan tokoh masyarakat berperan aktif dalam mencegah praktik politik berbasis suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) saat Pemilu 2024 mendatang.
Politik berbasis SARA dianggap berbahaya karena bisa mengganggu kerukunan sosial masyarakat.
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Yogyakarta Budi Santosa mengatakan tokoh masyarakat dan lintas agama memiliki peran penting dalam mencegah politik identitas.
Pendidikan politik yang sehat diharapkan bisa menjaga keharmonisan dan kekondusifan di Kota Yogyakarta.
Menurutnya, politik identitas berbasis SARA kemungkinan besar akan muncul di kota-kota dengan kondisi sosial yang beragam seperti Yogyakarta. Banyak etnis dan golongan ada di Jogja.
Menurut Budi, Pilkada dan Piplres 2019 telah memberikan pelajaran penting tentang perlunya memerangi politisasi dan diskriminasi berbasis SARA.
Badan Kesbangpol Yogyakarta meyakini bahwa struktur mobilisasi kelembagaan yang tidak efektif, lemahnya kekuatan kelembagaan parpol, loyalitas pemilih yang tinggi kepada orang tertentu, dan sentimen politik yang berkembang dapat memicu munculnya politik identitas berbasis SARA.
“Oleh karena itu, tokoh masyarakat, termasuk tokoh lintas agama, perlu mencegah munculnya politik seperti itu. Terutama dalam waktu dekat ketika akan berlangsung pemilu serentak,” katanya.
Tokoh masyarakat dan tokoh agaman diharapkan berperan aktif dalam mencegah praktik politik identitas.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jogja di Google News