KISP, Gerakan Senyap Penentang Politik SARA
Saat itu, polarisasi bahkan sampai menciptakan label cebong dan kampret yang terus membekas seusai pemilu.
Edward mengatakan mereka akan terus turun ke jalan jika gejala polarisasi itu mulai tampak kembali.
Kendati sejumlah gejala mulai tampak, ia optimistis fenomena keterbelahan masyarakat sebagai ekses dari pemilu mendatang dapat dicegah atau paling tidak bisa ditekan agar tak separah seperti 2019 lalu.
Kuncinya, kata dia, harus ada upaya mitigasi dan pencegahan sejak dini dengan membangkitkan kesadaran bersama bahwa pemilu hanyalah alat atau sarana untuk memilih seorang pemimpin, tanpa perlu mengorbankan kerukunan yang telah tercipta sekian lama.
KISP yang terlahir di Yogyakarta pada April 2018, mulanya dibentuk Edward bersama sejumlah mahasiswa di Kota Gudeg untuk memunculkan gerakan bersama mencegah politik uang yang marak saban pemilu.
Namun, fenomena polarisasi yang muncul pada Pemilu 2019 membuat lembaga itu memperluas fokus gerakan.
Selain mengajak masyarakat menolak politik uang, mereka berusaha mengedukasi masyarakat agar dewasa dalam berdemokrasi sehingga tidak terperosok dalam jurang perpecahan hanya gara-gara pesta demokrasi. (antara/jpnn)
Sebuah gerakan yang mengajak masyarakat untuk menciptakan perdamaian saat pemilu muncul di Jogja. Mereka anti terhadap politik SARA.
Redaktur & Reporter : Januardi Husin
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jogja di Google News