8 Rektor Berkumpul di UGM, Bicara Soal Pemilu 2024
"Ditandai dengan dialog yang dinamis dan konstruktif, proses interaksi untuk membangun konsensus tentang hal-hal strategis menyangkut masa depan demi kebaikan dan kemajuan Indonesia," tutur Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Prof Fathul Wahid.
Dia mengatakan kampanye harus mengedepankan kedewasaan sikap, pemikiran, dan kematangan politik para pemimpin dan kandidat dalam menyikapi segala perbedaan dan keragaman cara pandang sebagai realitas yang lumrah dalam peristiwa demokrasi.
Rektor Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Albertus Bagus Laksana menyatakan kampanye harus menghindari sikap destruktif, tindakan sewenang-wenang, serta perilaku kekerasan yang merusak dan memecah belah komponen bangsa.
"Menghindari dan mencegah hate speech, hoaks, fitnah dan adu domba yang cenderung merugikan rakyat Indonesia dan mengorbankan kepentingan nasional karena itu bentuk kemunduran demokrasi," ujar Albertus.
Mereka juga mendorong para kontestan pemilu, penyelenggara pemilu, dan aparatur negara mengedepankan ketaatan terhadap peraturan dan hukum yang berlaku, menjaga integritas dan kejujuran, bersikap adil, serta berkomitmen bersama demi mewujudkan Pemilu bermartabat dan kredibel.
Segenap komponen masyarakat sipil, insan akademik, jurnalis, tokoh agama, lembaga swadaya masyarakat, dan berbagai pihak yang peduli dan berkomitmen diajak untuk berpartisipasi aktif menjadi bagian dari upaya menyukseskan pemilu sebagai agenda nasional.
"Dengan cara-cara edukatif, mencerahkan dan kritis, sebagai bagian dari tanggung jawab merawat demokrasi Indonesia," ucap Rektor UPN "Veteran" Yogyakarta Mohammad Irhas Effendi. (antara/jpnn)
Delapan pimpinan pergururan tinggi yang ada di Jogja berkumpul di UGM untuk menyatakan sikap bersama tentang jalannya Pemilu 2024.
Redaktur & Reporter : Januardi Husin
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jogja di Google News