Alasan Mengapa Kampus akan Kesulitan Mengelola Tambang
![Alasan Mengapa Kampus akan Kesulitan Mengelola Tambang - JPNN.com Jogja](https://cloud.jpnn.com/photo/arsip/abc/normal/2024/09/17/dunia-hari-ini-baku-tembak-di-papua-menewaskan-pul-mvnv.jpg)
jogja.jpnn.com, YOGYAKARTA - DPR RI saat ini sedang membahas revisi Undang-Undang Mineral dan Batubara (RUU Minerba) yang memunculkan wacana tentang peluang perguruan tinggi untuk mengelola tambang di Indonesia.
Badan Legislasi DPR RI menilai beberapa kampus besar di Indonesia punya peluang untuk mengelola tambang untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan menurunkan biaya kuliah.
Perguruan tinggi diusulkan untuk mendapatakan prioritas wilayah izin usaha pertambangan (WIUP) untuk area yang lebih kecil di bawah 2.500 hektare yang sebelumnya juga diberikan kepada organisasi kemasyarakatan.
Baca Juga:
Anggota Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi) Kutai Timur Zulfatun Mahmudah berpendapat bahwa kampus akan melakukan blunder jika nekat menerima konsesi tambang.
Menurut dia, ada tiga alasan kampus sulit mengelola tambang, yaitu minimnya kemampuan finansial, tidak memiliki kapasitas operasional penambangan, dan akan menghadapi tantangan persoalan sosial dan lingkungan.
Zulfatun mengatakan pertambangan membutuhkan modal awal yang sangat besar untuk melakukan eksplorasi dan ekstraktif, meliputi jaminan reklamasi yang harus disetor dalam waktu 30 hari setelah dokumen rencana reklamasi diserahkan.
Pendanaan berikutnya untuk eksplorasi yang mencakup pemetaan lokasi, penentuan kualitas dan deposit batu bara, serta analisis dampak lingkungan yang juga membutuhkan dana besar.
Jika dua tahapan itu terpenuhi, kata dia, tidak serta merta bisa segera menambang lalu meraup untung.
Ahli pertambangan Indonesia menilai kampus akan kesulitan mengelola bisnis tambang karena membuthkan dana yang besar.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jogja di Google News