Efisiensi Anggaran yang Dinilai Timpang

“Kenyataanya menteri dan wakil menteri saat ini sudah banyak, apalagi ditambah dengan staf khusus yang terus bertambah, sudah pasti akan menyedot anggaran. Terlebih, banyak dari staf khusus ini tidak berhubungan langsung dengan misi dari Kementerian dan tidak selalu meningkatkan kinerja pemerintahan yang bersangkutan,” paparnya.
Kendati demikian, Wahyudi sepakat jika pemotongan anggaran dilakukan pada pos-pos anggaran yang tidak berhubungan langsung dengan pelayanan, publik seperti mengurangi perjalan-perjalan dinas yang tidak perlu, menggunakan ATK yang masih bisa digunakan, mengurangi kegiatan seminar yang mengharuskan menginap di hotel, dan juga renovasi gedung yang masih bisa digunakan.
“Saya kira untuk pos anggaran ini jika dipangkas tentu tidak akan menjadi masalah,” ucapnya.
Namun, yang menjadi masalah kemudian diakui Wahyudi adalh di sektor-sektor vital di bidang kesehatan, pengurangan jam pelayanan, pengurangan alat kesehatan dan obat-obatan akan bisa berdampak buruk kepada masyarakat.
Ia pun mengingatkan bahwa kebijakan penghematan anggaran ini seharusnya bersifat kolektif dan tidak timpang sebelah.
Wahyudi menyoroti pejabat negara yang masih doyan menerapkan gaya hidup boros, sementara rakyat terdampak efisiensi anggaran.
“Jangan pejabat menekan rakyat untuk berhemat, tetapi ternyata pejabat tetap juga memelihara gaya hidup boros. Itu jelas akan menyakiti hati rakyat pada umumnya, kalau pejabat tetap masih dengan gaya hidup yang boros dan tidak peduli pada situasi yang sebenarnya. Sebenarnya kita sama-sama menghadapi situasi yang sulit,” imbuhnya.
Wahyudi yakin rakyat akan bisa memahami jika penghematan memang perlu dilakukan, jika seluruh pihak secara menyeluruh, terlebih pemerintah betul-betul serius dan berkomitmen dalam mengendalikan dirinya supaya tidak bermewah-mewah dan melakukan pemborosan.
Pakar manajemen UGM menilai implementasi efisiensi anggaran berjalan dengan timpang karena menyasar lembaga strategis.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jogja di Google News