Bupati Bantul Berkunjung ke Rumah Mbah Tupon, Minta Bantuan Kapolres dan Dandim

Halim mengatakan sejak seminggu terakhir atau kasus tersebut viral, Mbah Tupon sering didatangi oleh sejumlah pihak yang ingin tahu soal kasus tersebut.

"Sudah dijamin keamanan karena untuk beberapa waktu ke depan ini menjaga Mbah Tupon sekeluarga dari kedatangan orang-orang yang kami tidak tahu maksudnya apa," katanya.

Terkait dengan kasus sengketa tanah tersebut, Bupati Abdul Halim mengatakan telah membentuk tim hukum dari Pemerintah Kabupaten Bantul yang langsung diketuai oleh Kepala Bagian Hukum (Kabag Hukum).

"Tim hukum ini nanti akan menginvestigasi dan mengungkap fakta-fakta seterang-terangnya. Sekali lagi agar untuk mengerucutkan kebenaran hanya satu versi saja karena beredar di lapangan itu masih ada beberapa versi. Selanjutnya Mbah Tupon ini akan terus kami dampingi," katanya.

Perkara ini bermula pada 2020, saat Mbah Tupon berencana menjual sebagian tanahnya, yakni 298 meter persegi dari total 2.100 meter persegi kepada seseorang berinisial BR seharga Rp 1 juta per meter.

Selain itu, Mbah Tupon juga menghibahkan sebagian tanah untuk akses jalan dan gudang RT, yang kemudian dilakukan pemecahan sertifikat.

Karena pembayaran tanah dilakukan secara bertahap dan belum lunas, BR menawarkan bantuan untuk mengurus pemecahan sertifikat tanah seluas 1.655 meter persegi agar bisa dibagi atas nama ketiga anak Mbah Tupon.

BR juga berjanji menanggung biaya pemecahan sertifikat dari sisa pembayaran tanah.