Polemik Suara Azan dan Gonggongan Anjing, Begini Pandangan Dosen UIN Sunan Kalijaga
![Polemik Suara Azan dan Gonggongan Anjing, Begini Pandangan Dosen UIN Sunan Kalijaga - JPNN.com Jogja](https://cloud.jpnn.com/photo/arsip/watermark/2021/03/06/menteri-agama-yaqut-cholil-qoumas-atau-yang-akrab-dipanggil-97.jpg)
jogja.jpnn.com, YOGYAKARTA - Potongan video Menteri Agama Gus Yaqut yang dianggap membandingkan suara azan dengan gonggongan anjing menuai polemik.
Tak sedikit masyarakat hingga pejabat yang meminta Gus Yaqut untuk mundur dari jabatannya.
Dosen Sosiologi Politik UIN Sunan Kalijaga Dr. Munawar Ahmad merespons polemik panas seputar azan dan gonggong anjing tersebut.
Latar belakang pesantren Gus Yaqut, menurutnya, menjadi kontruksi cara menalar Pak Menteri Agama dalam memberikan qiyasi atau perumpamaan tentang suara yang menggangu.
Munawar menjelaskan bahwa dalam epistemologi pesantren, qiyas berarti mengira-ngirakan atau mengumpamakan.
Sedangkan secara terminologis, qiyas adalah mengumpamakan sesuatu yang tidak ada nash hukumnya dengan sesuatu yang ada nash hukumnya karena adanya persamaan illat hukum.
"Dapat dipahami bahwa 'gonggongan anjing' hanyalah qiyasi melalui fakta terdekat di masyarakat tentang ketidaknyamanan akibat suara bising," ujar dia.
Menurutnya, suara bising inilah yang menjadi inti yang ingin disampaikan Gus Yaqut.
Polemik pernyataan Gus Yaqut yang dianggap membandingkan suara azan dengan gonggongan anjing menuai polemik di masyarakat. Apa kata dosen UIN Sunan Kalijaga?
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jogja di Google News