Kenapa Kita Sulit Swasembada Kedelai? UGM Punya Jawabannya

Senin, 14 Maret 2022 – 16:30 WIB
Kenapa Kita Sulit Swasembada Kedelai? UGM Punya Jawabannya - JPNN.com Jogja
Lahan kedelai di Indonesia. Foto: ilustrasi/ dok Kementan

jogja.jpnn.com, YOGYAKARTA - Kedelai merupakan sumber protein nabati yang menyehatkan, murah, dan terjangkau oleh semua lapisan masyarakat Indonesia.

Produk bahan pangan kedelai, seperti tempe dan tahu adalah salah satu makanan favorit masyarakat Indonesia.

Namun, tingginya permintaan masyarakat akan kedelai tidak diimbangi dengan produksi dalam negeri yang hanya mampu memenuhi 10 persen dari kebutuhan kedelai nasional saat ini.

Padahal, Indonesia pernah mencatat produksi kedelai tertinggi yaitu mencapai 1,87 juta ton pada 1991 sampai 1992.

Sejak saat itu, produksi kedelai kita terus turun. Apa masalahnya?

Dekan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) Eni Harmayani mengatakan penurunan produksi kedelai itu membuat Indonesia kini menjadi negara yang tergantung dengan impor kedelai.

Ketergantungan akan impor kedelai membuat harga komoditas tersebut sering melonjak tinggi karena harus menyesuaikan dengan kondisi perdagangan dunia.

"Indonesia semakin jauh dari swasembada kedelai," kata dia.

Saat ini Indonesia sedang berhadapan dengan tingginya harga kedelai sehingga sempat membuat beberapa produsen tahu tempe mogok. Kenapa itu bisa terjadi?
Sumber Antara
Facebook JPNN.com Jogja Twitter JPNN.com Jogja Pinterest JPNN.com Jogja Linkedin JPNN.com Jogja Flipboard JPNN.com Jogja Line JPNN.com Jogja JPNN.com Jogja

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jogja di Google News