Jangan Ragu Puasa 6 Hari di Bulan Syawal, Keutamaannya Tak Main-Main
jogja.jpnn.com, YOGYAKARTA - Umat Muslim baru saja selesai menjalankan ibadah puasa wajib bulan Ramadan 1443 Hijriah.
Setelah puasa penuh selama 30 hari, umat Muslim merayakan hari kemenangan Idulfitri.
Kendati demikian, ada ibadah puasa yang disunahkan untuk dilakukan selama bulan Syawal, yaitu puasa selama enam hari.
Dilansir dari laman resmi PP Muhammadiyah, puasa sunah enam hari di bulan Syawal memiliki keutamakan selayaknya melengkapi ibadah puasa di bulan Ramadan.
Dasar hukum melaksanakan ibadah puasa sunah di bulan Syawal adalah hadis yang diriwayatkan oleh Ayub Al Anshari, Tsauban, dan Ibn Majah.
Dari Abi Ayyub al-Anshari r. a. (diriwayatkan) bahwa Rasulullah saw bersabda, "Barang siapa sudah melakukan puasa Ramadan, kemudian menambahkan dengan puasa enam hari di bulan Syawal, seolah-olah ia telah melaksanakan puasa sepanjang masa". [HR Jama’ah ahli hadis selain dan an-Nasa’i].
Dari Tsauban, diriwayatkan bahwa Nabi Muhammad saw bersabda, "Barang siapa berpuasa Ramadan, pahala satu bulan Ramadan itu (dilipatkan sama) dengan puasa sepuluh bulan, dan berpuasa enam hari sesudah Idulfitri (dilipatkan sepuluh menjadi enam puluh), maka semuanya adalah genap satu tahun. [HR Ahmad].
Dalam Keputusan Munas Tarjih ke-26 di Padang tahun 2003 juncto Keputusan Muktamar Tarjih XXI di Klaten tahun 1980 tentang Puasa Tathawu’, disimpulkan bahwa ada beberapa keutamakan menjalankan puasa sunah enam hari di bulan Syawal.
Setelah menjalan ibadah puasa wajib di bulan Ramadan, ada ibadah puasa sunah di bulan Syawal. Berikut keutamaan puasa di bulan Syawal.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jogja di Google News