Saran Pakar UGM Agar Banjir Rob di Semarang Tak Terulang
jogja.jpnn.com, YOGYAKARTA - Peristiwa yang tidak biasa terjadi kawasan Pelabuhan Tanjung Mas, Semarang pada Senin (23/5).
Tanggul penahan air laut di kawasan Lamacitra tidak mampu menahan air yang cukup besar sehingga jebol dan menyebabkan banjir rob.
Kedalaman banjir rob bevariasi hingga mencapai 1,5 meter di Kawasan Lamacitra, 55 sentimeter di Jalan Coaster, 40 sentimeter di Jalan M. Pardi, 50 sentimeter di Jalan Yos Sudarso dan Jalan Ampenan.
Pakar geomorfologi pesisir dan laut dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Bachtiar W. Mutaqin mengatakan sepanjang pesisir utara Pulau Jawa memang rawang terjadi banjir rob.
Menurut dia, cuaca ekstrem yang terjadi di Pulau Jawa hingga Juni mendatang menjadi salah satu pemicu naiknya muka air laut dan turunnya permukaan muka tanah.
Bachtiar berharap agar pemerintah setempat memperhatikan tata ruang daerah pesisir agar bisa mengantisipasi dampak buruk dari turunnya permukaan tanah.
Demikian pula yang menyangkut industri skala besar karena biasanya membutuhkan penggunaan air yang lebih besar
“Saya berharap ada semacam moratorium atau peraturan yang melarang penggunaan air tanah skala industri atau seperti apa itu perlu dilakukan juga," kata Bachtiar di UGM, Selasa (23/5).
Pakar geomorfologi UGM ini punya saran agar banjir rob di Semarang tak terulang. Pemerintah daerah perlu dengar.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jogja di Google News