Akademisi Ini Ungkap Sisi Menakutkan dari Dunia Maya, Perundungan Siber yang Kian Masif
![Akademisi Ini Ungkap Sisi Menakutkan dari Dunia Maya, Perundungan Siber yang Kian Masif - JPNN.com Jogja](https://cloud.jpnn.com/photo/arsip/normal/2021/09/02/ilustrasi-perundungan-antara-newsandre-angkawijaya-eye6b-a7w0.jpg)
“Dari 49 persen yang mengalami perundungan, sebanyak 37,5 persen memilih untuk membiarkan tindakan tersebut," terangnya.
Baca Juga:
Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UWM itu mengatakan para remaja korban perundungan di siber lebih memilih memendamnya.
“Efek dari mereka membiarkan kasus yang menimpa adalah derita pada diri remaja yang menjadi korban kejahatan tersebut. Situasi ini sesungguhnya bukan persoalan sederhana, melainkan situasi yang sangat sulit bagi mereka," kata Oktiva.
Untuk itu ia menyebut peran vital orang tua untuk mengantisipasi putra-putrinya yang menjadi sasaran perundungan siber.
“Orang tua harus hadir, cepat dan sigap membantu mengatasi dan menyelamatkan perundungan di media sosial dan media sejenis lainnya," ujar dia.
Oktiva menerangkan tiga bentuk dampak yang bisa dirasakan korban perundungan di dunia maya, yaitu psikis, fisik dan psikososial.
Dampak psikis ringan bisa berupa cemas, takut serta dampak berat seperti depresi dan keinginan untuk bunuh diri.
Kemudian, dampak fisik, sebagai rentetan dari psikis, penderita akan pusing, asam lambung naik, sulit tidur dan gangguan pencernaan.
Dunia maya menyimpan sisi negatif berupa perundungan siber yang berdampak pada psikis, fisik dan psikososial remaja. Saatnya orang tua berperan.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jogja di Google News