Keluh Kesah Pedagang Ternak di Kulon Progo, Tak Bisa Jualan Karena Terkendala SKKH

Dia mengatakan saat ini ternak dari Bali sudah masuk ke Kulon Progo, tetapi ternak dari Kulon Progo tidak bisa keluar karena Dinas Pertanian dan Pangan tidak mengeluarkan SKKH.
Menjelang Hari Raya Kurban, sebagian besar pedagang di Kulon Progo membeli ternak dari Gunungkidul dan Kebumen, Jawa Tengah.
Harga ternak mengalami kenaikan yang cukup tinggi berkisar Rp 5 juta hingga Rp 8 juta per ekor.
Saat ini, harga ternak kurban berkisar Rp 23 juta sampai Rp 24 juta untuk ukuran sedang, sedangkan sapi ukuran besar berkisar Rp 30 juta.
"Saya sudah menjual 70 ekor sapi untuk kurban. Permintaan hewan kurban sangat banyak, tetapi kami kesulitan mendatangkan hewan kurban dari luar daerah karena takut suspek PMK," katanya.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kulon Progo Aris Nugraha mengatakan petugas gabungan dari DPP dan Polri melakukan pengawasan lalu lintas ternak yang keluar masuk ke Kulon Progo, termasuk Pasar Hewan Terpadu Pengasih.
Petugas kesehatan hewan juga melakukan pemeriksaan rutin terhadap ternak yang suspek dan positif PMK.
"DPP Kulon Progo memiliki standar operasional prosedur (SOP). Hewan yang masuk ke wilayahnya harus dilengkapi SKKH," ujar dia. (antara/jpnn)
Pedagang ternak di Kulon Progo berteriak karena mereka kesulitan mendapatkan SKKH sebagai syarat jual beli ternak.
Redaktur & Reporter : Januardi Husin
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jogja di Google News