Kesaksian Ibu Siswi SMAN 1 Banguntapan yang Diduga Dipaksa Berjilbab
![Kesaksian Ibu Siswi SMAN 1 Banguntapan yang Diduga Dipaksa Berjilbab - JPNN.com Jogja](https://cloud.jpnn.com/photo/jogja/news/normal/2022/08/04/ilustrasi-perempuan-berjilbab-foto-dok-jpnn-jfwpw-hxml.jpg)
Saya segera jemput anak saya di sekolah. Saya menemukan anak saya di Unit Kesehatan Sekolah dalam kondisi lemas. Dia hanya memeluk saya, tanpa berkata satu patah kata pun. Hanya air mata yang mewakili perasaannya.
Awal sekolah dia pernah bercerita bahwa di sekolahnya “diwajibkan” pakai jilbab, baju lengan panjang, rok panjang. Putri saya memberikan penjelasan kepada sekolah, termasuk walikelas dan guru Bimbingan Penyuluhan, bahwa dia tidak bersedia. Dia terus-menerus dipertanyakan, "Kenapa tidak mau pake jilbab?"
Dalam ruang Bimbingan Penyuluhan, seorang guru menaruh sepotong jilbab di kepala anak saya. Ini bukan “tutorial jilbab” karena anak saya tak pernah minta diberi tutorial. Ini adalah pemaksaan.
Saya seorang perempuan, yang kebetulan memakai jilbab, tapi saya menghargai keputusan dan prinsip anak saya. Saya berpendapat setiap perempuan berhak menentukan model pakaiannya sendiri.
Kini anak saya trauma, harus mendapat bantuan psikolog. Saya ingin sekolah SMAN1 Banguntapan, pemerintah Yogyakarta, serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, bertanggung jawab. Kembalikan anak saya seperti sediakala.
Beberapa guru menuduh putri saya punya masalah keluarga. Ini bukan masalah keluarga. Banyak orang punya tantangan masing-masing.
Guru-guru yang merundung, mengancam anak saya, saya ingin bertanya, “Punya masalah apa Anda di keluarga sampai anak saya jadi sasaran? Bersediakah bila kalian saya tanya balik seperti ini?
Kasus dugaan pemaksaan berjilbab di SMAN 1 Banguntapan masih ditangani oleh Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga DIY.
Ibu dari siswa SMAN 1 Banguntapan yang diduga dipaksa berjilbab akhirnya buka suara. Begini pernyataan lengkapnya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jogja di Google News