Mahasiswa UGM Sulap Eceng Gondok dan Sabut Kelapa jadi Bantal Antitungau
jogja.jpnn.com, YOGYAKARTA - Bantal merupakan salah satu benda yang sering dipakai setiap hari saat hendak tidur. Bantal berpotensi menyebarkan penyakit dan alergi jika tidak dirawat dengan benar.
Di bantal, sering kita jumpai tungau atau bakteri yang bisa menimbulkan masalah serius, seperti dermatitis, asma, rhinitis, batuk, dan mata kering.
Masalah itu yang coba diatasi oleh lima mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM). Mereka menciptakan bantal antitungau menggunakan limbah sabut kelapa, eceng gondok, dan ekstrak daun sirih.
Kelima mahasiswa UGM itu adalah Marsyela Tri Aryani, Silvia Rahmawati, Alda Anisah, dan Rizal Aziz Pradana dari Sekolah Vokasi serta Luthfia Uswatun Khasanah dari Fakultas Biologi.
Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Kewirausahaan itu berhasil mendapat dana dukungan dari Kemendikbudristek pada 2022. Produk itu mereka beri nama Batal Antibakteri dan tungau (Bangau).
Marsyela menceritakan ide awal pembuatan Bangau berangkat dari keprihatinan terhadap persoalan eutrofikasi tanaman eceng gondok yang merusak perairan karena pertumbuhannya relatif cepat. Selain itu, banyaknya limbah sabut kelapa di masyarakat yang belum termanfaatkan dengan baik.
Ia dan keempat rekannya memutar otak mencari solusi guna mengatasi persoalan yang ada. Setelah melakukan kajian pustaka dari sejumlah jurnal mereka menemukan fakta bahwa eceng gondok berpotensi sebagai tanaman obat.
Sebab, eceng gondong mengandung senyawa aktif fenol, flavonoid, tanin, alkaloid, terpenoid, steroid, dan glikosida yang memiliki peranan secara biologis sebagai antioksidan, antijamur, antibakteri, dan antikanker.
Lima Mahasiswa UGM menciptakan bantal antibakteri dan antitungau menggunakan limbah sabut kelapa dan eceng gondok. Tertarik membeli?
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jogja di Google News