Selokan Mataram Ditutup 3 Bulan, Ini Dampaknya

jogja.jpnn.com, SLEMAN - Sejak Agustus lalu aliran air di Selokan Mataram yang membentang lebih dari 30 kilometer telah ditutup sementara karena ada perbaikan jaringan.
Penutupan Selokan Mataram itu berdampak pada sektor pertanian, perikanan dan peternakan di Kabupaten Sleman.
Kepala Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan Kabupaten Sleman Suparmono mengatakan luas lahan sawah yang terkena dampak ditutupnya Selokan Mataram total ada 544 hektare.
Sedangkan kolam ikan yang terdampak seluas 230.120 meter persegi, ternak sapi ada 55 ekor, dan ternak domba 33 ekor.
"Dari jumlah 544 hektare lahan sawah tersebut yang bero (tidak ditanami) ada 293 hektare dan 251 hektare yang ada di Purwomartani, Tirtomartani dan Tamanmartani, Kapanewon (Kecamatan) Kalasan ditanami palawija umur sekitar satu hingga dua bulan," katanya.
Suparmono mengatakan Selokan Mataram dibangun pada 1909 berhulu di Sungai Progo Bendungan Karang Talun, Desa Bligo, Kecamatan Ngluwar, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Sedangkan hilirnya di Tempuran, Sungai Opak, Randugunting, Kalasan, Sleman.
Selokan Mataram yang melintasi dari ujung barat Sleman hingga paling timur memiliki ukuran antara dua sampai enam meter dan mampu mengairi 15.734 hektare persawahan di sepanjang alirannya.
"Bangunan Selokan Mataram sudah cukup tua sehingga perlu segera diperbaiki. Apabila terlambat melakukan rehab justru akan memperparah titik-titik bocor dan banjir," katanya.
Penutupan Selokan Mataram selama tiga bulan telah berdampak pada sektor pertanian, perikanan dan peternakan di Kabupaten Sleman.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jogja di Google News