Jeritan Pertashop Jogja di Tengah Kenaikan Harga BBM, Pemilik Harus Menomboki
"Sekarang (setelah kenaikan) rata-rata 95 liter per hari," ungkapnya.
Satya sendiri memiliki dua pertashop yang berada di Kecamatan Ngawen dan Kecamatan Nglipar.
Pertashop itu ia bangun sejak Januari 2022. Belum genap setahun beroperasi pemerintah menaikkan harga BBM yang berimbas langsung pada usahanya.
Seusai adanya kenaikan harga BBM, pertashop milik Satya tetap berjalan meskipun harus tombok.
"Jadi, Agustus lalu sudah tombok. Menggaji karyawan pun tidak cukup," ujarnya.
Senada dengan Jhonson, Satya juga mengeluhkan disparitas yang cukup jauh antara Pertamax dan Pertalite.
Menurutnya, kondisi serupa dialami oleh mayoritas pemilik usaha pertashop yang ada di Gunungkidul.
Satya sendiri bersama Himpunan Pertashop Seluruh Indonesia (HIPSI) telah beraudiensi ke kantor staf kepresidenan dan Pertamina Parta Niaga di Jakarta.
Sejumlah pertashop di Jogja mengalami penurunan penjualan hingga 50 persen. Bahkan, ada yang menomboki agar tetap bisa bertahan.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jogja di Google News