Tren Publikasi Perguruan Tinggi Indonesia Merosot, Dirjen Dikti Beri Solusi
jogja.jpnn.com, YOGYAKARTA - Tren jumlah publikasi ilmiah di perguruan tinggi Indonesia menurun selama tiga tahun terakhir karena pandemi Covid-19.
Menurut Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbudristek (Dirjen Dikti) Prof Nizam, penurunan jumlah publikasi memang terjadi di seluruh dunia, tetapi Indonesia menjadi salah satu negara yang paling signifikan penurunannya.
“Memang di banyak negara terjadi penurunan kualitas publikasi, tetapi tidak sesignifikan kita. Publikasi kita dalam sepuluh tahun mencapai 150 ribu publikasi, mirip dengan Rusia. Tren kita makin menurun, Rusia makin naik,” kata Nizam di Universitas Gadjah Mada (UGM) pada Sabtu (12/11).
Nizam mengatakan jumlah sitasi di Indonesia juga menurun selama masa pandemi Covid-19.
Menurut dia, salah satu faktor penyebabnya adalah kolaborasi publikasi antarperguruan tinggi yang minim. Oleh karena itu, dia ingin perguruan tinggi di Indonesia, baik yang negeri maupun swasta, saling membangun kolaborasi.
“Jangan sampai publikasi kita rendah di ASEAN karena tidak banyak kolaborasi publikasi,” ujarnya.
Baca Juga:
Nizam juga membandingkan publikasi di negara Saudi Arabia yang naik signifikan karena banyak melakukan kolaborasi riset internasional.
“Saudi Arabia banyak menerima ahli dari luar negeri dan kita masih paling bawah dalam hal kolaborasi dan publikasi. Yang perlu kita lakukan kualitas publikasi dengan meningkatkan jumlah jurnal internasional,” ujarnya
Jumlah publikasi ilmian perguruan tinggi di Indonesia menurun drastis sejak pandemi Covid-19. Dirjen Dikti ingin ada kolaborasi.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jogja di Google News