Pakar UGM Sebut Aktivitas Manusia Picu Pencemaran Udara
jogja.jpnn.com, YOGYAKARTA - Belakangan ini kualitas udara di beberapa daerah menjadi sorotan publik karena tingkat pencemarannya yang tinggi.
Pengamat iklim dan lingkungan Universitas Gadjah Mada (UGM) Emilya Nurjani mengatakan curah hujan dan kecepatan angin yang rendah mempengaruhi tingkat pencemaran udara.
“Secara teori memang benar karena jika ada hujan, gas hasil pembakaran akan larut dengan air dan diturunkan ke permukaan sehingga udara kembali bersih," katanya, Kamis (10/8).
Sebaliknya terjadi ketika tidak hujan, kata Emilya, gas-gas tadi makin banyak.
Faktor iklim ini menurut Emilya bukan penyebab satu-satunya pencemaran udara.
Faktor lain pencemaran udara tak lain adalah aktivitas manusia, seperti sarana transportasi, industri hingga permasalahan sampah.
Ia menyebut perubahan gaya hidup menjadi faktor penting dalam menjaga kualitas udara saat ini, yaitu menggunakan transportasi umum saat bepergian dan tidak membakar sampah.
“Menanam pohon juga menjadi salah satu cara yang baik. Selain berfungsi sebagai peneduh, pohon yang ditanam di tepi jalanan sebisa mungkin dapat mengikat gas-gas berbahaya yang mengancam kesehatan,” katanya.
Selain iklim Universitas Gadjah Mada (UGM) menyebut aktivitas manusia ini menjadi pemicu pencemaran udara.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jogja di Google News