Status Darurat Kekeringan di Gunungkidul Berlanjut
jogja.jpnn.com, YOGYAKARTA - Musim kemarau di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) belum menunjukkan tanda-tanda akan berhenti dalam waktu dekat.
Beberapa wilayah di Jogja sudah mengalami krisis air bersih karena kekeringan sehingga membuat pemerintah setempat menetapkan status tanggap darurat kekeringan.
Di Kabupaten Gunungkidul, status tanggap darurat kekeringan sudah berakhir sejak 30 September 2023. Namun, Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) setempat akan mengajukan perpanjangan karena hujan tak kunjung turun di daerah tersebut.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Gunungkidul Sumadi mengatakan masa darurat kekeringan tahap pertama berakhir pada 30 September 2023 dan diajukan kembali perpanjangan hingga 30 November 2023.
"Surat perpanjangan masa darurat kekeringan masih diproses di Bagian Hukum, Setda Gunungkidul. Semoga segara ditandatangani sehingga bisa menggunakan biaya tak terduga untuk distribusi air bersih kepada masyarakat," kata Sumadi.
Ia mengatakan jumlah masyarakat yang terdampak kekeringan di Gunungkidul sebanyak 118.000 jiwa yang tersebar di 16 kecamatan berpotensi mengalami krisis air bersih. Di Gunungkidul, hanya Kecamatan Wonosari dan Playen yang belum mengalami kekeringan.
Berdasarkan kajian itu, maka akan dilakukan perpanjangan selama dua bulan masa siaga darurat kekeringan.
Pada 2023, BPBD mengalokasikan sebanyak 1.060 tangki dan sudah tersalurkan kepada masyarakat sebanyak 450 tangki. Bantuan air bersih juga dilakukan oleh pemerintah kecamatan dan bantuan pihak ketiga.
BPBD Kabupaten Gunungkidul ingin agar status darurat kekeringan di daerah itu berlanjut sampai November 2023. Belum ada hujan yang turun.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jogja di Google News