Kasus Ibu Bunuh Anak di Brebes, Begini Penjelasan Psikolog UST Yogyakarta
![Kasus Ibu Bunuh Anak di Brebes, Begini Penjelasan Psikolog UST Yogyakarta - JPNN.com Jogja](https://cloud.jpnn.com/photo/jatim/news/normal/2022/03/24/jatu-anggraeni-psikolog-sekaligus-dosen-universitas-sarjanaw-ousq.jpg)
"Sehingga ada keinginan untuk membalas pada orang lain atau diri sendiri," jelasnya.
Kedua, adanya dorongan sebagai motivasi yang tetap. Menurutnya, ada dorongan hidup dan mati yang menimbulkan tegangan menyenangkan maupun menyusahkan individu.
"Dorongan-dorongan tersebut akan bercampur menjadi kompleks sehingga keduanya seringkali terarah pada objek cinta yang sama," kata dia.
Misalnya, kata Jatu, seseorang memiliki dorongan untuk mencintai anaknya, tetapi juga ada dorongan sebagai pelampiasan.
Terakhir, adanya perasaan frustasi pada individu dalam mencapai atau memenuhi kebutuhan.
Jatu mengatakan perasaan frustasi adalah pengalaman personal sehingga tingkatannya mungkin berbeda-beda setiap manusia.
"Frustasi mengakibatkan agresi yang mungkin diarahkan kepada orang yang telah menyebabkan frustasi atau pada objek pengganti atau ke diri sendiri," imbuhnya.
Hal ini menurutnya, bisa dilakukan kepada anak yang dianggap sebagai objek pengganti karena kekecewaan sebenarnya adalah kepada orang lain. (mcr25/jpnn)
Psikolog UST Yogyakarta Jatu Anggraeni mengatakan ada beberapa pendekatan psikologi mengenai ibu di Brebes yang menghabisi nyawa anaknya.
Redaktur : Januardi Husin
Reporter : M. Syukron Fitriansyah
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jogja di Google News