Psikolog Ini Jelaskan Kenapa Siswi Bisa Histeris Saat Dipaksa Berjilbab

Jumat, 05 Agustus 2022 – 17:00 WIB
Psikolog Ini Jelaskan Kenapa Siswi Bisa Histeris Saat Dipaksa Berjilbab - JPNN.com Jogja
Ilustrasi - Perempuan berjilbab. Foto: Dok. JPNN

jogja.jpnn.com, YOGYAKARTA - Seorang siswi di SMAN 1 Banguntapan, Bantul diduga mendapat paksaan mengenakan jilbab oleh pihak sekolah.

Akibat dugaan pemaksaan tersebut sang siswi mengalami depresi dan trauma.

Buntut dari kasus ini, kepala sekolah dan 3 guru SMAN 1 Banguntapan dinonaktifkan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X sampai adanya kejelasan hasil pemeriksaan.

Psikolog sekaligus dosen di Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST) Jatu Anggraeni menjelaskan relasi guru dan murid.

Ia mengatakan bahwa relasi kuasa antara guru dan murid harus dan akan terus ada.

Menurutnya, relasi yang tidak tergantikan ini akan memunculkan dampak positif bagi guru maupun anak didiknya.

"Ketika relasi ideal di atas tidak berjalan dengan baik, akan mengganggu keutuhan masing-masing pihak," katanya pada Kamis (4/8).

Kemudian, ia mengatakan sikap-sikap yang membuat relasi kuasa antara guru dan murid di sekolah menjadi tidak ideal di antaranya adalah guru otoriter yang merasa seakan-akan guru adalah penguasa atas segalanya, guru yang suka memaksakan kehendaknya pada murid, guru yang tidak menghargai murid, tidak mendengarkan dan tidak memamahami murid hingga guru yang tidak dapat menjadi teladan bagi murid.

Psikolog UST Jatu Anggraeni menjelaskan bagaimana relasi kuasa guru dan murid bisa membuat siswi histeris saat dipaksa mengenakan jilbab.
Facebook JPNN.com Jogja Twitter JPNN.com Jogja Pinterest JPNN.com Jogja Linkedin JPNN.com Jogja Flipboard JPNN.com Jogja Line JPNN.com Jogja JPNN.com Jogja

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jogja di Google News