Pemkab Kulon Progo: Susah Turunkan Kemiskinan, Masyarakat Sudah Biasa Dilabeli Miskin
![Pemkab Kulon Progo: Susah Turunkan Kemiskinan, Masyarakat Sudah Biasa Dilabeli Miskin - JPNN.com Jogja](https://cloud.jpnn.com/photo/arsip/normal/2017/05/23/bc13e8a9e05de1e12d5b4f90596c3a51.jpg)
jogja.jpnn.com, YOGYAKARTA - Kabupaten Kulon Progo merupakan wilayah dengan angka kemiskinan terbesar se-DIY, yakni sebanyak 81.140 jiwa atau 18,38 persen dari total jumlah penduduk.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kulon Progo Astungkara mengeluh bahwa Pemkab Kulon Progo sudah berusaha menurunkan angka kemiskinan, namun terkendala sikap dan mental masyarakat.
Jika indikator yang digunakan masih sama, yaitu dari Badan Pusat Statistik, dia menyebut bahwa Kulon Progo akan selalu jadi daerah dengan angka kemiskinan tertinggi di DIY.
"Gini rasio Kulon Progo antara 36 sampai 39. Hal itu sudah menggambarkan bahwa masyarakat Kulon Progo lebih memilih hidup sederhana, dibandingkan masyarakat Kota Yogyakarta. Mereka dikatakan miskin, tidak mempersoalkannya. Mereka makan nasi dan puasa sudah biasa," kata Astungkara.
Selain itu, menurut dia, tingginya kemiskinan di Kulon Progo disebabkan pola pikir masyarakat yang tidak mempersoalkan jika dilabeli miskin.
Misalnya, kata Astungkara, masyarakat masih meminta BPJS Kesehatan agar dibiayai Pemkab Kulon Progo.
"Artinya, masyarakat lebih memilih dilabeli miskin. Kami tidak bisa berbuat banyak. Itu pilihan masyarakat," katanya.
Setiap tahunnya Pemkab Kulon Progo ditargetkan Pemda DIY untuk penurunan angka kemiskinan sebesar 3 persen.
Pemkab Kulon Progo mengeluhkan susahnya menurunkan angka kemiskinan di daerah tersebut karena pola pikir dan mental masyarakat.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jogja di Google News