Buntut Dugaan Pemaksaan Berjilbab, 4 Guru SMAN 1 Banguntapan Ini Harus Menghadap ke Ombudsman
Budhi menyebut bahwa keempat guru itu akan dimintai keterangan terkait rangkaian awal kejadian sehingga muncul dugaan pemaksaan berjilbab.
Budhi menjelaskan kasus ini bermula dari seorang siswi baru kelas X SMAN 1 Banguntapan yang menangis histeris di kamar mandi sekolah selama satu jam pada Selasa (19/7).
Tim Ombudsman DIY yang saat itu tengah memantau penerimaan peserta didik baru (PPDB) di sekolah setempat menerima informasi tersebut.
Kemudian, ORI DIY-Jateng langsung meminta penjelasan kepada kepala sekolah.
"Kepala sekolah mengundang guru BK-nya, kemudian terkonfirmasi betul ada siswa yang menangis di toilet sekolah selama satu jam, tetapi kondisinya sudah dalam proses menenangkan diri di UKS," kata dia.
Berdasarkan keterangan yang didapat dari pihak sekolah, kata Budhi, siswi yang bersangkutan sedang ada masalah keluarga.
Keesokan harinya, Aliansi Masyarakat Peduli Pendidikan Yogyakarta (AMPPY) bersama orang tua siswi itu melaporkan bahwa anak mereka dipaksa mengenakan jilbab saat masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS).
Siswi itu juga dilaporkan sempat mengurung diri di kamar kediamannya dan enggan berbicara dengan orang tuanya
Ombudsman DIY-Jateng akan memanggil empat guru SMAN 1 Banguntapan, Bantul untuk mendapat informasi terkait dugaan pemaksaan berjilbab terhadap salah satu siswi.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jogja di Google News