Siswi SMAN 1 Banguntapan Tak Cukup Hanya Pindah Sekolah, Begini Penjelasan Psikolog

Jumat, 05 Agustus 2022 – 10:01 WIB
Siswi SMAN 1 Banguntapan Tak Cukup Hanya Pindah Sekolah, Begini Penjelasan Psikolog - JPNN.com Jogja
SMAN 1 Banguntapan Bantul. Foto: M. Sukron Fitriansyah/JPNN.com

Selain itu, menurutnya, seseorang yang mengalami trauma juga membutuhkan psikoterapi melalui cognitive behaviour therapy dengan fokus trauma.

"Jadi, tidak cukup hanya pindah sekolah jika hasil pemeriksaan menunjukkan trauma karena kondisi pemaksaan berjilbab di sekolah," katanya.

Menurut Jatu, trauma tetap bisa muncul meski siswi ini sudah pindah ke sekolah lainnya.

"Trauma dapat muncul kapan saja jika mendapat pemicu lain yang menyebabkan kecemasan. Apalagi jika hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa penyebab trauma bukan dari kondisi pemaksaan jilbab," jelasnya.

Di sisi lain, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X mengkritik kebijakan memindahkan siswi tersebut ke sekolah lainnya.

Menurut Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat itu, urgensi permasalahan berada di kebijakan SMAN 1 Banguntapan yang dianggap melanggar Permendikbud.

"Jadi, yang salah itu bukan anaknya, yang salah itu kebijakan (SMAN 1 Banguntapan) yang melanggar. Kenapa yang dipindah anaknya, yang harus ditindak itu guru atau kepala sekolah yang memang memaksa," tegas Ngarsa Dalem pada Kamis (4/8).

Untuk itu, ia berpendapat bahwa memindahkan siswi ke sekolah lain dirasa kurang tepat.

Menurut Psikolog Jatu Anggraeni trauma bisa muncul kembali meski siswi yang diduga dipaksa berjilbab pindah sekolah.
Facebook JPNN.com Jogja Twitter JPNN.com Jogja Pinterest JPNN.com Jogja Linkedin JPNN.com Jogja Flipboard JPNN.com Jogja Line JPNN.com Jogja JPNN.com Jogja

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jogja di Google News