Perubahan Volume Kubah Gunung Merapi Pascaerupsi
jogja.jpnn.com, YOGYAKARTA - Gunung Merapi yang berada di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah masih mengeluarkan aktivitas kegempaan.
Sejak 2020 Gunung Merapi mengalami peningkatan aktivitas vulkanik sehingga jalur pendakiannya ditutup.
Berdasarkan pengamatan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), aktivitas kegempaan Gunung Merapi selama sepekan, 10-16 Maret 2023 masih cukup tinggi. Ditandai dengan meluncurnya 68 kali awan panas.
Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso mengatakan awan panas guguran mengarah ke barat daya atau hulu Kali Bebeng dan Krasak dengan jarak luncur 1,5 - 4 kilometer.
"Serangkaian awan panas guguran yang cukup besar terjadi pada 11-12 Maret 2023," kata Agus.
Ia menjelaskan luncuran awan panas guguran itu menyebabkan hujan abu dengan intensitas yang bervariasi pada sektor barat, barat laut, dan utara Gunung Merapi, yaitu Kecamatan Dukun dan Sawangan di Kabupaten Magelang; Kota Magelang; Kecamatan Selo di Kabupaten Boyolali; Kecamatan Ambarawa, Jambu, Sumowono, Pringapus, Banyubiru, dan Bawen di Kabupaten Semarang.
Pascaluncuran awan panas guguran, kubah tengah tampak tidak mengalami banyak perubahan. Morfologi kubah barat daya teramati adanya perubahan yang signifikan.
Menurut Agus, volume kubah barat daya sebelum erupsi pada 11-12 Maret 2023, terhitung sebesar 2,73 juta meter kubik. Sedangkan, volume yang gugur melalui peristiwa erupsi tersebut diperkirakan sebanyak 1,07 juta meter kubik.
Adapun volume kubah barat daya terukur sebesar 1,68 juta meter kubik dan kubah tengah sebanyak 2,31 juta meter kubik.
Sepanjang sepekan terakhir, Gunung Merapi tercatat mengalami 68 kali gempa awan panas guguran, 131 kali gempa vulkanik dalam, 42 kali gempa vulkanik dangkal, 271 kali gempa fase banyak, 1.020 kali gempa guguran, dan empat kali gempa tektonik.
"Lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius tiga kilometer dari puncak," ujar Agus.
Lebih lanjut ia mengimbau Pemerintah Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali, dan Kabupaten Klaten agar melakukan berbagai mitigasi dalam menghadapi ancaman bahaya erupsi yang terjadi saat ini, seperti peningkatan kapasitas masyarakat dan penyiapan sarana prasarana evakuasi.
Masyarakat diminta tidak melakukan kegiatan apa pun di daerah potensi bahaya, mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dan mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
"Jika terjadi perubahan aktivitas Gunung Merapi yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali," kata Agus.
Hingga kini BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level 3 atau Siaga.
Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal lima kilometer, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal tujuh kilometer.
Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal tiga kilometer dan Sungai Gendol lima kilometer.
Gunung Merapi mengalami perubahan volume pada kubah barat daya sejak erupsi pada 12 Maret 2023. Begini laporan BPPTKG.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jogja di Google News