Pakar UGM: Ada yang Perlu Disuarakan Indonesia saat KTT ASEAN
jogja.jpnn.com, YOGYAKARTA - Indonesia akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ke-42 ASEAN. KTT akan berlangsung di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 9-11 Mei 2023.
Pakar perdagangan ekonomi dunia dan politik internasional dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Riza Noer Arfani menilai ada hal penting yang harus disuarakan oleh Indonesia pada momen penting itu, yaitu memperjuangkan ASEA sebagai pusat ekonomi dunia.
"Indonesia sangat bisa menyuarakan itu apalagi sekarang ekonomi Indonesia juga terbesar di ASEAN, memiliki posisi yang kuat," kata Riza di Yogyakarta, Selasa (9/5).
Menurut Riza, komitmen ASEAN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dunia perlu diangkat sebagai salah satu pembahasan utama di KTT karena selama ini aktivitas perdagangan negara-negara kawasan masih berjalan sendiri-sendiri.
Beberapa negara ASEAN telah terintegrasi dengan rantai pasok (supply chain) dunia, khususnya di bidang industri manufaktur, tetapi sebagian negara anggota lainnya masih terbelakang dan belum terintegrasi.
"Yang terintegrasi dengan rantai pasok dunia lumayan maju bidang manufakturnya sehingga dapat nilai tambah yang cukup, sementara ada negara yang terbelakang karena tidak terintegrasi," kata dia.
Sejumlah negara yang telah terintegrasi dengan rantai pasok dunia dalam bidang manufaktur antara lain Singapura, Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Vietnam, sedangkan Myanmar, Laos, dan Brunei belum terintegrasi.
"Yang telah terintegrasi dengan ekonomi global pun berjalan sendiri-sendiri misalnya Malaysia dengan China, Indonesia dengan China, Thailand dengan China. Akibatnya, tidak memiliki posisi tawar dalam ekonomi dunia," kata dia.
Indonesia menjadi tuan rumah KTT ke-42 ASEAN. Pakar ekononomi dunia dari UGM menilai ada hal penting yang harus disampaikan oleh pemerintah.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jogja di Google News