Kasus DBD Meningkat 2 Kali Lipat, Tertinggi di Gunungkidul
"Curah hujan kemarin cukup besar, kemudian waktunya cukup pajang. Nah, sekarang berbalik musim panasnya juga di atas rata-rata sehingga tempat-tempat yang menjadi perindukan nyamuk semakin banyak," kata dia.
Untuk menekan laju kasus DBD, dia meminta masyarakat di provinsi ini menggiatkan kembali gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus di lingkungan masing-masing yang meliputi menguras, menutup, dan mengubur.
"Kemudian kalau masih bisa agar didaur ulang itu plusnya, jadi kalau ada botol-botol bekas bisa didaur ulang," ujar dia.
Dia juga mendorong masyarakat tetap menggiatkan gerakan satu rumah satu juru pemantau jentik atau relawan pemantau jentik (jumantik).
Dinkes DIY bersama instansi di kabupaten/kota melalui masing-masing puskesmas juga bakal menggencarkan upaya surveilans untuk menekan kasus.
"Yang paling kami harapkan adalah masyarakat sadar dengan lingkungannya. DBD ini kan tidak hanya di dalam rumah tapi di luar rumah, terutama daerah-daerah yang masih punya wilayah yang memang menjadi perindukan nyamuk. Banyak pohon-pohon yang ditebang kemudian ada cekungan untuk genangan air," kata dia.
Untuk memberantas kasus DBD, Pembajun menekankan kebersihan lingkungan sebagai prioritas utama, sedangkan pengasapan atau "fogging" merupakan upaya terakhir.
"Kami mengimbau masyarakat jangan latah dengan 'fogging'. Ini kan masih banyak masyarakat minta 'fogging' karena sekali lagi itu hanya mematikan nyamuk dewasa," ujar Pembajun. (antara/jpnn)
Kasus DBD di Jogja pada periode Januari hingga Mei 2024 meningkat dua kali lipat dibandingkan tahun lalu. Ini penyebabnya.
Redaktur & Reporter : Januardi Husin
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jogja di Google News