Ada 196 Kasus DBD di Sleman, 1 Anak Meninggal Dunia
![Ada 196 Kasus DBD di Sleman, 1 Anak Meninggal Dunia - JPNN.com Jogja](https://cloud.jpnn.com/photo/jatim/news/normal/2022/03/22/kasus-dbd-di-gunungkidul-sedang-melonjak-foto-antara-tevaz-l5xq.jpg)
jogja.jpnn.com, SLEMAN - Pemerintah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mewaspadai peningkatan kasus demam berdarah dengue (DBD) pada tahun ini.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, dari Januari hingga Juli 2022 tercatat ada 196 kasus DBD dengan satu kasus kematian.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman Khamidah Yuliati mengatakan pasien DBD yang meninggal dunia berusia delapan tahun dan berdomisili di Kapanewon (Kecamatan) Mlati.
Di Kecamatana Mlati sejauh ini terdapat tujuh kasus DBD.
"Kondisi ini dimungkinkan karena Kapanewon Mlati merupakan kawasan perkotaan dengan tingkat mobilitas masyarakat yang cukup tinggi," katanya, Jumat (5/8).
Khamidah mengatakan bahwa penularan DBD dipengaruhi oleh sejumlah faktor, termasuk kondisi lingkungan sekitar yang memungkinkan perkembangbiakan nyamuk penular virus dengue.
"Bisa juga karena mobilitas masyarakat. Pasien mendapatkan gigitan nyamuk bukan berasal dari lingkungan rumah atau sekitarnya, tetapi saat berada di tempat kerja, lingkungan sekolah ataupun tempat lainnya," kata dia.
Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman berupaya menekan angka kasus DBD dengan menjalankan program pengendalian penularan dengue dengan nyamuk ber-Wolbachia selain menggiatkan upaya pemberantasan sarang nyamuk.
Kasus demam berdaran dangue (DBD) di Sleman dan Gunungkidul pada tahun ini cukup tinggi. Di Sleman, seorang meninggal dunia karena DBD.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jogja di Google News