Terungkap, 5 Faktor Remaja Melakukan Aksi Klitih
jogja.jpnn.com, YOGYAKARTA - Aksi kejahatan jalanan atau klitih dan tawuran antarremaja sempat menghebohkan Yogyakarta pada awal bulan Ramadan.
Seorang siswa SMA di Kota Yogyakarta tewas setelah wajahnya terkena saberan gir sepeda motor.
Pelakunya tidak lain sesama remaja yang sempat tersulut emosi setelah sempat tawuran dan saling memprovokasi di jalanan.
Sejak peristiwa 30 Maret 2022 itu pihak kepolisian dan pemerintah daerah bekerja keras untuk mencegah kejadian serupa.
Hasilnya, puluhan orang diamankan polisi karena diduga berniat melakukan aksi kejahatan jalanan dan tawuran.
Diskusi tentang upaya pencegahan klitih pun masih berlangsung. Salah satunya yang baru saja dilakukan oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Gadjah Mada (UGM) pada Rabu, (27/4).
Bekerja sama dengan Youth Studies Centre, Fisipol UGM menggelar webinar yang berjudul Mencari Alternatif Penanganan Kejahatan Jalanan yang Ramah Kaum Muda.
Pada kesempatan itu, Dirreskrimum Polda DIY Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi mengungkapkan bahwa sebagian besar pelaku klitih adalah remaja usia sekolah menengah.
Fisipol UGM menggelar diskusi tentang solusi mencegah aksi kejahatan jalanan atau klitih. Ditemukan 5 faktor yang membuat remaja melakukan klitih.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jogja di Google News