Puasa Boleh Beda, Soal Tarawih Seirama, Sama-Sama...

Ia berharap ketentuan tersebut dapat dipatuhi oleh umat Muslim, khususnya pengurus masjid dan musala di DIY sebagai upaya mencegah munculnya klaster Covid-19 baru yang berasal dari jemaah salat Tarawih.
Baca Juga:
"Nanti kalau ada klaster dari Tarawih, kita tidak enak, padahal kita sudah diberikan ruang kebebasan. Semoga tidak ada klaster baru yang datang dari kegiatan Tarawih," ujar Masmin.
Ketua Takmir Masjid Gedhe Kauman Azman Latif memastikan bahwa pencegahan penularan Covid-19 tetap menjadi perhatian utama dalam penyelenggaraan ibadah selama Ramadan.
Protokol kesehatan mulai dari mencuci tangan, memakai masker, pengecekan suhu tubuh, hingga menjaga jarak dipastikan tetap diterapkan kepada seluruh jemaah di masjid itu.
Selain itu, jemaah yang berasal dari luar daerah juga tidak disatukan dengan jemaah yang merupakan warga asli sekitar masjid.
"Untuk jaga jarak kami masih terapkan tetapi memang tidak terlalu renggang seperti saat awal pandemi dahulu," kata dia.
Sebelumnya, Muhammadiyah juga telah mengeluarkan imbauan serupa agar kegiatan keagamaan di masjid sepanjang bulan Ramadan tetap memperhatikan status PPKM.
Muhammadiyah bahkan melarang panitia masjid untuk menggelar acara buka puasa bersama yang bisa menimbulkan kerumunan massa dan meningkatkan potensi penularan Covid-19. (Antara/mar3/jpnn)
Tahun ini, NU dan Muhammadiyah berbeda dalam penentuan waktu puasa Ramadan. Namun, untuk salat Tarawih mereka sepakat, prokes jangan kendur.
Redaktur & Reporter : Januardi Husin
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jogja di Google News