Mengenang Kesigapan Buya Syafii Saat Gereja Santa Lidwina Diserang Teroris, Datang Mendahului Romo Santo

Jumat, 27 Mei 2022 – 19:35 WIB
Mengenang Kesigapan Buya Syafii Saat Gereja Santa Lidwina Diserang Teroris, Datang Mendahului Romo Santo - JPNN.com Jogja
Karangan bungan duka cita untuk Buya Syafii Maarif. Foto: M. Syukron Fitriansyah/JPNN

jogja.jpnn.com, YOGYAKARTA - Wafatnya mantan Ketum PP Muhammadiyah dan cendikiawan Muslim Prof Ahmad Syafii Maarif atau Buya Syafii pada Jumat (27/5) siang telah meninggalkan duka mendalam bagi banyak pihak.

Buya Syafii Maarif wafat pada usia 86 tahun di PKU Muhammadiyah Gamping, Sleman, pukul 10.15 WIB.

Meninggalnya Buya Syafii menjadi berita duka yang mendalam, bukan hanya bagi warga Muhammadiyah dan umat Muslim, tetapi juga bagi umat Nasrani.

Salah satu tokoh penting yang melayat ke Jogja adalah Imam Projo Keuskupan Agung Semarang sekaligus Pastor Kepala Paroki Kumetiran, Yohanes Dwi Harsanto Pr atau Romo Santo.

“Saya mewakili bapak Uskup Keuskupan Agung Semarang Robertus Rubiyatmoko mengucapkan berduka pada keluarga Muhammadiyah dan keluarga almarhum atas dipanggilnya almarhum kepada rahmat Allah Yang Maha Kuasa. Kami merasa sangat bersedih dan kehilangan,” kata Romo Santo.

Dia mengenang Buya Syafii Maarif sebagai sosok yang cinta damai, selalu membawa keteduhan dan ketentraman.

Romo Santo bercerita bagaimana sigapnya Buya Syafii Maarif saat Gereja Santa Lidwina Stasi Bedog, Sleman diserang teroris pada 2018 lalu.

Buya adalah salah satu tokoh penting yang paling pertama datang, bahkan mendahului beberapa tokoh umat Katolik.

Kepergian Buya Syafii Maarif telah meninggalkan duka mendalam bagi Romo Santo. Dia teringat kesigapan Buya saat Gereja Santa Lidwina diserang teroris.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jogja di Google News

TERPOPULER

PERIODE:   6 JAM 12 JAM 1 HARI 1 MINGGU

Maaf, saat ini data tidak tersedia