Hasil Investigasi ORI DIY: Guru SMAN 1 Banguntapan Merundung dan Memaksa Siswinya Berjilbab
"Ditemukan unsur pemaksaan ditandai dengan reaksi tubuh korban, baik fisik maupun psikis. Penyebab utama reaksi yang dialami korban adalah kejadian-kejadian selama di sekolah, bukan di rumah," jelasnya.
Budhi pun menegaskan bahwa hal ini tidak berkaitan sama sekali dengan persoalan di rumah korban.
Lebih lanjut, Budhi mengungkap kejadian ini juga berkaitan dengan relasi antara guru dan murid.
"Hal ini dapat dilihat dari rekaman CCTV yang menggambarkan ketidakberdayaan si anak akibat relasi kuasa ketika korban dipakaikan jilbab. Walaupun ia mengatakan ia dan mengangguk, tetapi selanjutnya hanya terdiam," ungkap Budhi.
Setelah itu, lanjutnya, korban tampak menyeka sesuatu seakan sedang menangis.
Tak berselang lama, seorang guru memeluk seperti sedang menenangkan korban.
"Kemudian kami mengonfirmasi kejadian tersebut kepada anaknya lewat orang tua. Hasil konfirmasinya adalah benar saat itu dia menangis," ungkapnya.
Budhi melanjutkan, tindakan guru SMAN 1 Banguntapan itu membuat tubuh korban mengalami penurunan pada pectoralis major clavicularis di lambung.
Hasil investigasi OMbudsman (ORI) DIY dalam kasus SMAN 1 Banguntapan disebut sebagai perundungan dan pemaksaan berjilbab. Duh.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jogja di Google News