Redup Redam TPS Lokasi Khusus di Kampus Jogja
Pada Pemilu 2019, di Sleman terdapat 27.937 DPTb yang harus berebut dua persen surat suara bersama daftar pemilih khusus (DPK).
“Animo mahasiswa untuk memilih itu tinggi, tetapi kesadarannya rendah. Dipikir pemilu masih lama, padahal penentuan DPT itu dibatasi waktu. Jangan sampai sudah ditutup begini, nanti demo ke KPU,” katanya.
Pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UNY Kinan Widianto mengatakan sejak awal mereka cukup dilibatkan dalam proses pembentukan TPS Khusus. Pihak rektorat UNY, kata dia, meminta BEM untuk berkoordinasi dengan KPU Sleman.
“Pihak rektorat membuat link formulir pendaftaran, kami bantu menyebarkan, data-data dari rektorat kami teruskan ke KPU,” katanya.
Di UNY sendiri terdapat enam TPS Khusus dengan total 1.693 pemilih yang akan mencoblos di sana pada Pemilu 2024. Menurut Kinan, jumlah tersebut terbilang sedikit karena ada puluhan ribu mahasiswa luar DIY di UNY.
“Sasaran kami sebetulnya 21.000 mahasiswa, tetapi yang mengisi form hanya 3.000-an. Kemudian yang memutuskan memilih di UNY hanya sebegitu,” ujarnya.
Salah satu penyebab rendahnya tingkat partisipasi mahasiswa, kata Kinan, karena keterbatasan waktu dalam sosialisasi. Hal itu membuat masih banyak mahasiswa yang ingin mendaftarkan diri, padahal waktu pendaftaran DPT sudah ditutup.
“Seingat saya tidak sampai sebulan waktunya untuk kami sosialisasikan kepada mahasiswa. Kami cuma mengandalkan keinginan teman-teman yang mau mengisi. Mungkin juga karena terlalu banyak yang harus diisi atau mereka masih belum tahu nanti mau memilih di mana,” ujar dia.
Keberadaan TPS Lokasi Khusus di kampus adalah jawaban untuk melindungi hak suara mahasiswa.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jogja di Google News