Redup Redam TPS Lokasi Khusus di Kampus Jogja
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian kepada Masyarakat dan Alumni UGM Arie Sujito mengatakan keberadaan TPS Khusus di kampus adalah jawaban atas kebutuhan hak pilih mahasiswa yang sering terabaikan.
Menurut dia, pembentukan TPS Khusus juga sebagai salah satu bentuk keterlibatan kampus dalam pesta demokrasi.
“Jika pemilu berhasil memfasilitasi dan memudahkan akses menjangkau TPS, akan meningkatkan partisipasi pemilih,” kata dia kepada JPNN melalui sambungan telepon, Selasa (10/7).
Di UGM, terdapat Sembilan TPS Khusus dengan total 2.552 pemilih. Namun, di TPS UGM juga terdapat mahasiswa dari beberapa kampus lainnya, seperti Poltekes Yogyakarta, STPMD APMD Yogyakarta, STIM YKPN, Stikes Panti Rapih, Institut Teknologi Nasional Yogyakarta, UTY, UPN Veteran, Universitas Islam Indonesia (UII).
“Kami ingin lebih inklusif, tidak hanya untuk mahasiswa UGM, tetapi juga untuk mahasiswa di kampus lain yang mungkin tidak memenuhi kuota untuk membuka TPS,” kata Aries Sujito.
Aroma Politis di TPS Khusus
Keberadaan TPS Khusus di kampus diharapkan bisa menjadi solusi untuk melindungi hak pilih para pelajar yang menempuh pendidikan di luar kota.
Meskipun begitu, prinsip dari TPS Khusus adalah pengajuan dari lembaga atau perguruan tinggi. Rektor atau pimpinan lembaga menjadi penanggung jawab yang memutuskan akan membuka TPS Khusus atau tidak.
Keberadaan TPS Lokasi Khusus di kampus adalah jawaban untuk melindungi hak suara mahasiswa.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jogja di Google News